Manakah
Susu Formula Terbaik

ASI
adalah susu yang terbaik bagi anak. Susu formula terbaik adalah susu yang
sesuai dengan kondisi anak dan tidak menimbulkan gangguan. Bukan karena yang
disukai, termahal, terkenal atau yang mengandung berbagai macam kandungan
kecerdasan
ASI
adalah merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi menjadi masalah
bila anak tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan
keadaan. Penggunaan PASI (Pengganti ASI) menjadi alternatif yang tidak dapat
dihindarkan. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu
formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini diperumit dengan semakin
banyaknya susu formula yang beredar di pasaran. Informasi tentang pemahaman
pemilihan jenis susu semakin banyak didapatkan, baik dari dokter, sales promotion
di supermarket, iklan di media cetak dan elektronik, brosur atau dari
pengalaman ibu lainnya.
Informasi
yang beragam inilah yang kadang membingungkan orang tua, karena sering sangat
berbeda dan berlawanan. Seorang ibu mendapat advis dari dokter bahwa anaknya
harus memakai susu A. Saat mencari susu tersebut di supermarket mendapat
informasi dari seorang SPG (Sales Promotion Girl) bahwa susu A mungkin tidak
cocok karena tidak bisa menggemukkan jadi harus dengan susu B. Sesampai di
rumah si ibu mencoba "curhat" pertelepon dengan temannya. Si teman
mengatakan bahwa anaknya bisa gemuk dengan susu C karena lebih terkenal dan
lebih mahal. Dengan perasaan bingung si Ibu mencoba konsultasi ke dokter
lainnya ternyata advisnya berbeda lagi, anak harus minum susu D.
Contoh
tersebut menunjukkan bahwa kesulitan pemilihan jenis susu banyak dialami oleh
para orang tua terutama yang mempunyai anak alergi atau gangguan pencernaan.
Pemilihan susu formula yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan beberapa
fungsi dan organ tubuh seperti diare, sering batuk, sesak dan sebagainya.
Gangguan sistem tubuh tersebut ternyata dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan serta mempengaruhi dan memperberat gangguan perilaku anak.
Pemilihan
susu terbaik bagi anak harus dilakukan secara cermat dan teliti. Susu merupakan
makanan bayi dan anak yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak dan
jangka panjang. Bila susu tersebut tidak cocok bisa menimbulkan gangguan tumbuh
kembang yang terjadi terjadi terus menerus dalam jangka panjang.
PEMILIHAN SUSU FORMULA TERBAIK
Susu
formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan
pada bayi dan anak-anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula
memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak
sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya, komposisi susu formula
yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan
Makanan Amerika) mensyaratkan produk ini harus memenuhi standar ketat tertentu.
Secara
umum prinsip pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang
sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Susu terbaik harus tidak
menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang
air besar. Susu yang terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya
seperti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya. Penerimaan terhadap susu
pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi
anak lainnya bila minum susu A terjadi diare atau muntah.
Susu yang
paling enak dan disukai bukan merupakan pertimbangan utama pemilihan susu.
Meskipun susu tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan
fungsi dan sistem tubuh maka akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi
anak. Tetapi sebaliknya bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak
terganggu maka nafsu makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu.
Harga
susu yang mahal dan merek yang terkenal juga bukan merupakan jaminan bahwa susu
tersebut yang terbaik. Keterkenalan merek susu formula tertentu di suatu negara
atau daerah sebenarnya lebih karena pertimbangan keberhasilan strategi
pemasaran dan penyediaan barang. Hal ini dapat dillihat bahwa susu dengan
penjualan tertinggi di negara satu dengan negara lainnya di dunia sangat
berbeda dan bervariasi.
Penambahan
AA, DHA, Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan
utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh
terhadap kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian
masih bertolak belakang untuk menyikapi pendapat tersebut. Beberapa penelitian
menunjukkan pemberian AA dan DHD pada penderita prematur tampak lebih
bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga ESPGAN,
British Nutrition Foundation, dan WHO/FAO hanya merekomendasikan pemberian AA
dan DHA hanya pada bayi prematur saja.
Penjualan
susu formula adalah merupakan bisnis perdagangan yang sangat besar dan sangat
menggiurkan. Setiap hari kita disuguhi promosi susu formula yang demikian
gencar. Semua produsen susu berlomba-loba mengangkat isu kecerdasan dengan
mengandalkan AA, DHA, Spingomielin dan sebagainya. Karena sangat gencarnya
promosi "susu
kecerdasan" ini, banyak orangtua menolak bila susu anaknya
tidak mengandung AA dan DHA. Fenomena ini merubah perilaku produsen untuk
selalu menambah zat kecerdasan pada semua produk susu dan makanan anak.
Sehingga akhirnya penambahan kandungan AA dan DHA kesannya hanya untuk
kepentingan bisnis belaka.
Penambahan
prebiotik atau sinbiotik untuk memperbaiki saluran cerna bukanlah yang utama.
Selama bahan dasar susu formula tersebut bisa diterima saluran cerna, maka
penambahan kandungan tersebut tidak terlalu bermanfaat. Sebaliknya meskipun
terdapat zat tersebut, tetapi bila beberapa kandungan dalam susu sapi tidak
bisa diterima saluran cerna juga tidak akan memperbaiki keadaan. Bila terdapat
masalah gangguan saluran cerna berkepanjangan yang penting adalah mencari jenis
susu atau makanan lainnya yang dapat mengganggu saluran cerna tersebut.
MENGAPA SUSU FORMULA TIDAK COCOK
Pengaruh
ketidakcocokan terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang
makanan bisa karena reaksi alergi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi
adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sIstem tubuh yang
ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap
protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula yang
mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki
sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat
dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat
dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul. Reaksi
non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem
imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan
terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.
Reaksi
simpang makanan tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan
didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan
protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila,
coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung,
minyak kelapa sawit dan sebagainya.
GEJALA REAKSI ALERGI SUSU SAPI ATAU REAKSI SIMPANG SUSU FORMULA
Gangguan
akibat ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau
timbulnya gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul
setelah lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru
timbul keluhan. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu
hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua
organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.
Tabel 1. Manifestasi klinis yang sering diperberat dan dikaitkan
karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
•o Saluran cerna : Pada bayi : sering muntah/gumoh,
kembung,"cegukan",
sering buang angin, sering "ngeden atau
mulet", sering
rewel,gelisah atau kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering
buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau
tajam, warna hijau atau berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena
sering ngeden beresiko terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan
inguinalis.
Pada anak lebih besar : mulut
berbau, sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran bulat-bulat seperti
kotoran kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam, nyeri perut.
•o Kulit sensitif, sering timbul bintik atau
bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak
di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga
berlebihan. Kulit Kepala Berkerak. Pembesaran kelenjar di belakang kepala atau
leher. Sering berkeringat (berlebihan), kepala, telapak tangan atau telapak
kaki sering teraba sumer/hangat.
•o Saluran napas : Pada bayi : Napas grok-grok, kadang disertai batuk
ringan, terutama malam dan pagi hari. Sering bersin, pilek, kotoran hidung
banyak, Bila tidur kepala sering miring ke salah satu sisi karena hidung buntu
sebelah. Minum ASI sering tersedak atau minum dominan hanya satu sisi bagian
payudara. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua
sisi.
Pada anak besar : sering
batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (terutama malam dan pagi hari siang
hari hilang) sinusitis, bersin, sesak, astma dan suara serak.
Reaksi
simpang makanan seperti ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem
saluran cerna. Gangguan saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan
permeabilitas pada saluran cerna atau leaky gut. Banyak penelitian terakhir
mengungkapkan bahwa gangguan saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme
imunopatofisiologis dan imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan
neurofungsional otak. Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan
perilaku seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur,
keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan
Autis.
Tabel 2. Gangguan perilaku dan motorik (gangguan neuroanatomis dan
neurofisiologis) yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau
reaksi simpang susu formula
•o Gangguan neuroanatomis : mudah kaget bila ada suara yang
mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar, sakit kepala,
migrain
•o Gerakan motorik berlebihan atau hiperkinetik :
usia <
6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak
berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering
bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala.
Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur
("smackdown"}, sering memanjat. Perilaku "tomboy" pada anak
perempuan
•o Gangguan tidur (biasanya
malam hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi
"nungging", berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit tidur.
Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, "beradu
gigi"
•o Agresif dan emosi meningkat : sering
memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit,
menjilat, mencubit, menjambak (spt "gemes"). Mudah
marah, keras kepala sering berteriak.
•o Gangguan konsentrasi dan gangguan belajar : Cepat
bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau
main game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru, tidak mau antri, tidak
teliti, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun
drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit
menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu
teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar.
•o Gangguan koordinasi dan keseimbangan motorik kasar :
Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau tidak sesuai
usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit,
duduk leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau
makan berserat seperti sayur atau daging atau terlambat kemampuan makan nasi
tim (normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun)
•o Keterlambatan bicara:
Perbendaharaan kata kurang
dari 5 kata pada umur 15 bulan, kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari
yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran,
dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.
•o Memperberat gejala dan perilaku ADHD (hiperaktif)
dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan
sosialisasi
BERBAGAI JENIS SUSU FORMULA
Susu
sebagai minuman utama pada bayi terdiri dari ASI, PASI atau susu formula
(comercial formula) dan Non Formula. ASI merupakan makanan bayi yang paling
sempurna, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal pada anak. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan,
zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan
cinta kasih antara bayi dengan ibu. Manfaat bagi ibu dapat mengurangi
perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda
kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan
tersendiri bagi ibu.
PASI
(Pengganti Air Susu Ibu) adalah merupakan alternatif terakhir bila memang ASI
tidak keluar, kurang atau mungkin karena sebab lainnya. PASI adalah makanan
bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. PASI dapat dikelompokkan menjadi
susu formula awal (starting formula), susu
lanjutan (Followup Formula) dan
susu formula khusus (specific formula). Starting Formula biasanya diberikan sejak
lahir sebelum usia 6 bulan dan Followup
Formula diberikan di atas usia 6 bulan.
Spesific formula merupakan
formula khusus yang diberikan pada bayi yang mengalami gangguan malabsorbsi,
alergi, intoleransi ataupun penyakit metabolik. Susu formula khusus ini sangat
banyak dan bervariasi yang berisi formula tertentu bagi keadaan yang tertentu
pula. Di antaranya adalah susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior,
pregestimil. Golongan susu ini termasuk yang paling aman karena komposisinya
tanpa laktosa, mengandung banyak lemak MCT (monochain trigliserida) dan protein
susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk
penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya.
Susu
formula khusus lainnya adalah susu hidrolisat protein parsial, seperti NAN HA
atau Enfa HA. Golongan susu ini biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko
alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat di
kemudian hari. Untuk pencegahan alergi biasanya hanya digunakan sejak lahir
hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini bukan digunakan untuk penderita alergi
susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala alergi yang ringan tampaknya penggunaan
susu ini sangat bermanfaat.
Susu
formula khusus kedelai atau susu formula soya adalah susu formula khusus yang
mengandung bahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi. Susu formula soya
yang saat ini beredar di Indonesia adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan
sebagainya. Susu formula khusus lainnya adalah susu bebas atau rendah laktosa.
Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita intoleransi laktosa, misalnya
Bebelac FL, Similac LF dan sebagainya,
Non
formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai PASI.
Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental
manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang
direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi.
Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu
formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah
terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian
susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang
telah dianjurkan.
STRATEGI PEMILIHAN SUSU FORMULA
Bagaimana
strategi atau langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan susu formula yang
terbaik bagi anak. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah
anak mempunyai resiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi
bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau
ketidak cocokan terhadap susu sapi. Langkah ke dua, harus cermat dalam
mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang
harus diamati adalah gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan
gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir
Bila
terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat
dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh
kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan
endokrinologi anak cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan
terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar >
2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih
dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.
Sering
terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi.
Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi
alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI,
diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan gangguan alergi. Dalam
keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan
seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi
bronkus (lendir yang berlebihan). Hal lain sering terjadi anak divonis alergi
susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi tidak menimbulkan masalah
kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin pertambahan usia akan semakin
membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi biasanya terjadi sejak lahir. Bila
gejala alergi baru timbul di atas usia 6 bulan, penyebabnya sangat mungkin
bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi terhadap makanan lainnya yang
biasanya mulai dikenalkan pada usia tersebut. Penderita alergi makanan, selain
alergi terhadap susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan tertentu.
Bila
mencurigai ketidakcocokan susu formula, jangan terlalu cepat memvonis susu sapi
adalah penyebabnya. Ketidakcocokan susu formula belum tentu hanya karena
kandungan susu sapinya. Gangguan bisa timbul karena kandungan yang terdapat
dalam susu formula seperti gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat,
strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak
kelapa sawit dan sebagainya. Proses pengolahan bahan dasar susu sapi ternyata
juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan susu sapi tertentu dapat
menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan gangguan alergi.
Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula tersebut. Susu
sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu sapinya
berbeda.
Penggantian
ketidakcocokan susu formula tidak harus selalu dengan susu soya atau susu
hipoalergenik. Jadi, bila mencurigai ketidakcocokan susu jangan terlalu cepat
mengganti dengan susu soya atau susu hipoalergi lainnya. Bila gangguannya
ringan dengan penggantian susu sapi formula yang sejenis gangguan tersebut
dapat berkurang. Misalnya, penggantian susu yang tidak mengandung DHA gangguan
kulit bisa menghilang. Buang air besar yang sulit dengan pengantian susu sapi
tertentu yang tidak mengandung kelapa sawit gangguannya membaik. Demikian pula
gangguan penderita yang sering batuk, dengan mengganti susu sapi formula
tertentu dapat mengurangi gangguan itu.
Selain
ketidakcocokan susu, pertimbangan berikutnya dalam pemilihan susu adalah
masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga.
Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya.
Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang
baik. Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan
maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut.
Secara
umum semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia kandungan
gizinya sama. Karena harus mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery
Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan
kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain
penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak
selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk
anak tersebut.
Perbedaan
harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penambahan kandungan AA, DHA dan
sebagainya di dalam susu formula. Pertimbangan lainnya yang penting adalah
mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk.
Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus dikhawatirkan selama
tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut. Bila tidak terdapat resiko dan
gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun
merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada
keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan
anak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar