Petani Ganitri
Petani Ganitri
Awal 2008 ini Ganitri / Jimitri cukup santer di bicarakan dan banyak menyita perhatian para pelaku agrobisnis di Indonesia. Munculah nama Komari asal Kesugihan, Cilacap, sebagai petani Ganitri sekaligus pengepulnya, tapi apakah Komari satu-satunya petani Ganitri yang sukses? Tentu saja tidak, masih banyak petani Ganitri asal Dondong, Lebeng, Planjang, dan desa-desa lain di Kesugihan, kab.Cilacap yang juga sukses menjual biji dan bibit tanaman Ganitri.
Nama besar Komari makin berkibar setelah sebuah stasiun TV lokal (BMS TV) meliput, kemudian Trans 7, dan akhirnya sekitar bulan November Trubus datang ke Cilacap.
Dia (Komari) Juga berhasil menjual bibit tanaman sebanyak (mungkin) sampai ribuan, karena dia juga melayani luar kota. Untuk yang dalam kota Cilacap saja, rata-rata membeli ke situ (termasuk kami dulu). Tapi sekarang rata-rata petani ganitri di Cilacap bisa memproduksi bibit ganitri sendiri.
Kebanyakan petani ganitri di Cilacap menanam ganitri biasa (siung 5) dengan harga untuk kelas 1 (5 mm) Rp.157 per biji, bagaimana dengan ganitri yang lain?
Ganitri Siung 3
Masih satu keluarga dengan ganitri yang biasa, hanya saja bijinya memiliki 3 siung, bentuknya lonjong besar mirip melinjo dan warnyanya sangat cerah, harganya sangan fantastis, 1 biji ganitri siung 3 dihargai Rp.3.000, bahkan ada yang bilang Rp.7.000, tapi sampai saat ini kami belum menjual 1 biji pun karena belum menemukan pembeli yang khusus membeli ganitri jenis ini. Rata-rata petani yang berhasil menjual ganitri jenis ini, mungkin ke luar kota, Bali misalnya, tidak mau sharing pengalaman dan cenderung merahasiakan identitas sang pembeli.
Padahal prospek menanam ganitri jenis ini lebih menjanjikan karena masih langka, hanya saja pasar masih belum transparan.

KESUGIHAN, (Cimed) - Banyak pilihan budidaya tanaman yang mampu menghasilkan rupiah. Bila anda mempunyai lahan pekarangan namun belum menghasilkan atau kalau pun menghasilkan hanya sekedarnya. Segera manfaatkan menjadi lahan yang menghasilkan rupiah yang tidak sedikit jumlahnya.
Salah satu pilihannya yakni budidaya ganitri atau mata dewa. Tercatat saat ini Cilacap tepatnya Desa Dondong, Kec. Kesugihan menjadi salah satu sentra dan pemasok buah ganitri untuk diekspor ke India.
Di Desa Dondong sedikitnya ada 70 pekebun yang tengah budidaya ganitri, namun yang tergolong petani besar hanya dua yakni Komari dan Alm. H. Tahrir dengan jumlah puluhan pohon sejak sekitar tahun 2002.
Keberhasilan Komari menanam ganitri kontan saja diikuti oleh tetangganya dengan turut menanam ganitri. Hasil ganitri dari pekebun di Desa Dondong disetor kepada Komari sebagai pengepul yang telah dipercaya oleh eksportir dari Jakarta.
[Mustolih tengah menunjukan pohon ganitri yang sudah mulai berbuah]
Mustolih tengah menunjukan pohon ganitri yang sudah mulai berbuah
Sementara Mustolih (33) warga Desa Dondong, yang juga anak pertama Komari mengikuti jejak ayahnya dengan turut menanam ganitri di halaman dan belakang rumahnya. Bahkan lima bulan yang lalu Mustolih telah menanam sebanyak 200 batang pohon ganitri di kebunnya yang berada dilereng gunung. Selain mengelola kebun Mustolih juga menjual bibit ganitri yang dikembangkan sendiri menggunakan stek.
Berdasar informasi yang didapat CilacapMedia,Senin (19/11) harga bibit ganitri varietas unggul di tempat Mustolih bervariasi tergantung umur, bibit umur 5 bulan sejak penyambungan stek dengan tinggi antara 60 – 70 cm Rp 50.000 per pohon, umur 3 bulan tinggi 40 – 50 cm Rp 40.000 per pohon.
Teknik penanamannya tergolong mudah, dapat tumbuh disemua jenis tanah, jarak tanam 6 m x 6 m, populasi ganitri di lahan 1 ha mencapai 120 pohon. Sekitar umur 13 bulan pohon sudah mulai berbunga, namun belum sepenuhnya jadi buah karena masih banyak yang rontok. Dari umur 13 bulan hingga 2 tahun biasanya pohon berbunga sebanyak 4 kali dan diawali dari ranting bawah. Setelah berumur 2 tahun buah yang dihasilkan sudah normal, kalaupun ada yang rontok itu karena pengaruh hujan yang terus menerus.
Mulai umur 2 tahun batang pohon bagian bawah dikeret seperti menyadap pohon karet, hal ini dilakukan agar buah yang dihasilkan kecil dan lebih tahan rontok.
Menurut penuturan Mustolih dalam 1 tahun normalnya bisa panen sebanyak 2 kali meski demikian ada panen susulan. “Proses dari bunga menjadi buah yang siap dipetik memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Usai dipetik buah direbus hingga kulit luar mengelupas kemudian siap disortir dengan ayakan untuk menetukan kelas berdasarkan ukuran,” tuturnya.
[Pohon ganitri umur 9 bulan]
Pohon ganitri umur 9 bulan
Harga buah ganitri kelas 1 dengan diameter 5 mm saat ini Rp 152 per biji, Setiap kenaikan diameter 0,5 mm, harga semakin turun, sementara buah ganitri kelas 10 dengan ukuran 9.5 mm harga berkisar Rp 11.000 per kg. Satu pohon ganitri umur 2 tahun bisa menghasilkan uang hingga Rp 500.000 sekali panen.
"Kalau buah jatuh karena mateng itu jualnya kiloan, harganya murah dan kadang tidak laku," ujar Mustolih sambil menunjukan pohon yang sedang berbunga kepada CilacapMedia.
Menurut Mustolih biaya pemeliharaan sebatang pohon ganitri relatif kecil. Mustolih hanya menghabiskan Rp7.500 per pohon per tahun. Dana itu untuk pemupukan dan penyiraman.
Sebenarnya mendengar kata “Ganitri” sudah cukup lama, tapi belum mengetahui lebih jauh mengenai ganitri ini. Rasa ingin tahu ini muncul, ketika kakak saya menanyakan “apa kamu tau tentang ganitri, coba cari tahu informasi ganitri ini?”. Karena saya cuma pernah dengar, akhirnya saya malah lebih banyak yang bertanya.
Menurut kakak saya nih, dikampungnya ada yang menanam ganitri sebanyak seratus pohon dan hasil buahnya dari seratus pohon tersebut ditawar 40jt belum diberikan.
Wow, kedengarannya sangat menggiurkan bukan?
Mendengar penjelasan tersebut, saya jadi sangat tertarik untuk mengetahui tentang ini.
Apa itu Ganitri….???
Ganitri, genistri atau jenistri, itulah nama-nama yang beredar di masyarakat kita dalam menamai buah satu ini.
Ganitri nama latinnya adalah Elaeocarpus Ganitrus dari suku Elaeocapaceae, tumbuh baik didataran rendah hingga dataran tinggi sampai 1500 meter dpl, batang pohon mencapai ketinggian 25 – 35 meter (di india) dan batang berbentuk bulat berwarna cokelat dengan tepi daun bergerigi dan ujung daun runcing.
Di india, ganitri dikenal sebutan Rudraksa yang berasal dari kata Rudra yang memilik arti Dewa Siwa dan Aksa yaitu mata. Jadi arti keseluruhan yaitu Mata Siwa, oleh penganut Hindu diyakini bahwa Rudraksa adalah air mata dewa yang menitik ke bumi menjadi pohon Rudraksa (Ganitri).
Untuk apa buah Ganitri itu…???
Mungkin tidak sedikit yang belum mengerti, untuk apa buah ganitri itu?
Biji dari buah pohon ganitri pada umumnya sangat keras dan awet, secara umum dibuat untuk tasbih/mala seperti pada contoh gambar berikut:

(gbr: rudraksa mala 5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar